Selasa, 30 Juni 2015


TUGAS INDIVIDU
PENGEMBANGAN SEDIAAN FARMASI
RESUME
(LITOSOM, ETOSOM, NIOSOM, TRANSFEROSOME)



OLEH :

      NAMA       : AINUN SAFITRI HARLI
      NIM           : 70100112045

LABORATORIUM BIOFARMASI
JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2015




1.      LIPOSOM
Liposom adalah gelembung kecil (vesikel), terbuat dari bahan yang sama sebagai membran sel. Liposom dapat diisi dengan obat-obatan, dan digunakan untuk memberikan obat untuk kanker dan penyakit lainnya.
Membran biasanya terbuat dari fosfolipid, yang merupakan molekul yang memiliki kelompok kepala dan kelompok ekor. Kepala tertarik pada air, dan ekor, yang terbuat dari rantai hidrokarbon yang panjang, yang ditolak oleh air.
Di alam, fosfolipid ditemukan di membran yang stabil terdiri dari dua lapis. Dalam keberadaan air, kepala tertarik untuk air dan berbaris untuk membentuk permukaan yang menghadap air. Ekor yang ditolak oleh air, dan berbaris untuk membentuk permukaan yang jauh dari air. Dalam sel, satu lapisan kepala wajah luar sel, tertarik ke air di lingkungan. Lapisan lain kepala wajah di dalam sel, tertarik oleh air di dalam sel. Ekor hidrokarbon dari satu wajah lapisan ekor hidrokarbon dari lapisan lain, dan struktur gabungan bentuk sebuah bilayer.
Ketika fosfolipid membran terganggu, mereka bisa berkumpul kembali diri menjadi bola kecil, lebih kecil dari sel normal, baik sebagai bilayers atau monolayers. Struktur bilayer adalah liposom. Struktur monolayer disebut misel.
Lipid di membran plasma terutama fosfolipid seperti phosphatidylethanolamine dan fosfatidilkolin. Fosfolipid yang amphiphilic dengan ekor hidrokarbon dari molekul yang hidrofobik; kepala polar hidrofilik. Sebagai membran plasma wajah solusi berair di kedua sisi, fosfolipid yang mengakomodasi ini dengan membentuk bilayer fosfolipid dengan ekor hidrofobik saling berhadapan.
Liposom dapat terdiri dari fosfolipid alami yang diturunkan dengan rantai campuran lipid (seperti telur phosphatidylethanolamine), atau komponen surfaktan murni seperti DOPE (dioleoylphosphatidylethanolamine). Liposom, biasanya tetapi tidak menurut definisi, mengandung inti dari larutan berair; lipid bola yang tidak mengandung bahan berair yang disebut misel, bagaimanapun, misel sebaliknya dapat dibuat untuk mencakup lingkungan yang berair.
2.      NIOSOM 
            Niosom adalah sistem vesikel yang mirip dengan liposom yang dapat digunakan sebagai pembawa obat hidrofobik. Niosom dibentuk dari campuran surfaktan non ionik sebagai pengganti fosfolipid. Beberapa rute pemberian untuk niosom telah diteliti seperti intramuskular, intravena, subkutan, okular, oral dan transdermal. Niosom memiliki struktur surfaktan multilamelar sehingga cocok untuk obat hidrofobik  Niosom bersifat biodegradabel, biokompatibel, dan non-imunogenik. Selain itu niosom bekerja meningkatkan efek terapetik dengan cara menunda klirens dari sirkulasi, melindungi obat dari lingkungan biologi, serta membatasi efek ke sel target
Mekanisme
Berbagai metode untuk pembuatan niosom telah diteliti, tetapi metode ini memiliki beberapa kelemahan yaitu preparasi yang rumit, waktu yang lama, dan alat -alat khusus.
Sekarang ini sedang diteliti pembuatan niosom dari hidrasi proniosom. Metode ini lebih mudah dan tidak memerlukan alat khusus. Proniosom dibuat dengan menyemprotkan surfaktan dalam pelarut organik keserbuk sorbitol kemudian menguapkan pelarutnya, tetapi untuk melapisi partikel sorbitol ini sulit karena sorbitol yang digunakan larut dalam pelarut organik sehingga partikel sorbitol dapat terdegradasi dan menjadi sangat kental.
Untuk mencegah hal ini, beberapa metode pembuatan proniosom telah dicoba, salah satunya adalah mengganti sorbitol dengan maltodekstrin.
Pada niosom, cairan akan dilingkupi lapisan bilayer yang tersusun darisurfaktan non ionik, dengan atau tanpa kolesterol, dan bekerja menyerupai liposompada in vivo. Struktur vesikel bilayer tersusun dari bagian ekor yang bersifathidrofobik dari monomer surfaktan yang melindungi dari lingkungan cair dan bagiankepala bersifat hidrofilik yang bersentuhan dengan lingkungan cair. Kolesterol dapatmembuat kaku lapisan bilayer sehingga dapat mengurangi kebocoran pada niosom.Dicetylphosphat (DCP) juga diketahui dapat meningkatkan ukuran vesikel danmenyebabkan muatan pada vesikel
Niosom dapat dibuat dengan metode hidrasi lapisan lemak atau perubahan pH pada bagian permukaan hingga membentuk vesikel multilamellar. Pemilihan metode pembuatan niosom dapat didasarkan pada tujuanpenggunaannya karena metode preparasi mempengaruhi jumlah lapisan ganda,ukuran, distribusi ukuran, serta efisiensi penjeratan fasa cair dan permeabilitasmembran vesikel. Metode lain yang dapat dilakukan di antaranya :
Metode injeksi eter
Campuran surfaktan - kolesterol, dilarutkan dalam dietil eter lalu diinjeksikan perlahan-lahan ke fasa cair pada suhu 60`C. Setelah eter diuapkan akan dihasilkan LUVs. Kekurangan metode ini adalah masih tersisanya sejumlah kecileter dalam suspensi vesikel dan sangat sulit dihilangkan.
Metode film tipis
Campuran surfaktan-kolesterol, dilarutkan dalam dietil eter pada labu alas bulat lalu diuapkan pada suhu kamar dengan tekanan rendah. Film surfaktan kering dihidrasi dengan fasa cair pada suhu 50-60`C sambil digoyang perlahan-lahan.
Metode sonikasi
Fasa cair ditambahkan dalam surfaktan-kolesterol pada gelas vial, lalu campiran disonikasi dalam perioda wamtu tertentu. Vesikel yang dihasilkan adalah vesikel unilamelar yang kecil. Dalam hal ini dihasilkan ukuran vesikel niosom yang lebih besar daripada liposom dengan diameter >100 nm.
Metode Handjani-Villa
Sejumlah ekuivalen lipida (atau campuran lipida) dan larutan cair zat aktif dicampur untuk memperoleh fase lamelar homogen. Homogenasi dilakukan pada suhu terkendali dengan alat gojok atau ultrasentrifugasi.
Metode evaporasi fase balik
Surfaktan dilarutkan dalam dietileter atau kloroform dan 1/4 volume dapar fosfat.Campuran disonikasi dalam waktu tertentu hingga terbentuk emulsi air dalamminyak yang stabil. Setelah itu, pelarut diuapkan dengan vakum tekanan rendah hingga terbentuk gel lalu dihidrasi. Penguapan dilannutkan hingga proses hidrasi berlangsung sempurna.
3.      TRANSFERSOM
      Transfersom merupakan suatu vesikel fleksibel yang memiliki inti akuatik yang dikelilingi oleh kompleks lipid bilayer. Transfersom dibuat dari fosfolipid dan suatu aktivator. Aktivator biasanya merupakan surfaktan rantai tunggal dengan radius lengkungan yang besar yang mendestabilisasi lapisan lipid bilayer dari vesikel dan meningkatkan deformabilitas dari bilayer.
Mekanisme
Ukuran transfersom bervariasi, dari 200 hingga 300 nm. Karena sifat deformabilitasnya, transfersom dapat berdilatasi hingga sepersepuluh ukuran awaldan dapat melewati pori-pori kulit (20-30 nm).Gradien osmotik yang terbentuk dari perbedaan antara permukaan kulit dengan epidermis mendorong penetrasi transfersom ke dalam kulit. Transfersom dapat meningkatkan penghantaran obat dengan ukuran molekul kecil atau besar ke dalam kulit atau ke dalam sirkulasi darah melalui kulit.
Penggunaan transfersom ini sebagai sediaan topikal, regional atau sistemik bergantung jumlah transfersom yang diaplikasikan per luas permukaan kulit. 
Transfersom banyak digunakan sebagai pembawa protein dan peptida seperti interferon dan insulin. Protein dan peptida merupakan molekul besar yang sangat sulit masuk ke dalam tubuh, ketika diberikan secara oral, dapat terdegradasi sempurna di saluran cerna. Aplikasi lain yang penting dari transfersom adalah imunisasi transdermal.
Karakterisasi Transferosom
Visualisasi transferosom dapat dilakukan dengan menggunakan Transmission Electron Microscop (TEM) dan dengan Scan Electron Microscop (SEM). Ukuran partikel dan distribusi ukuran dapat ditentukan oleh hamburan cahaya dinamis (DLS) dan spektroskopi korelasifoton (PCS). Efisiensi penjerapan obat dengan transferosom dapat diukur dengan teknik ultrasentrifugasi. Stabilitas vesikel dapat ditentukan dengan menilai ukuran dan struktur dari vesikel dari waktu ke waktu dan kandungan obat dapat diukur dengan HPLC atau metode spektrofotometri. Dalam pelepasan obat in vitro dapat diukur dengan menggunakan sel difusi atau metode dialisis (Cristina et al, 2010 :  130).
kelebihan
1.Transferosom memiliki infrastruktur yang sama-sama terdiri dari gugus hidrofobik dan hidrofilik dan sebagai hasilnya dapat mengakomodasi molekul obat dengan berbagai kelarutan.
2. Transferosom dapat merusak dan melewati penyempitan (dari 5 sampai 10 kali lebih sedikit dari diameter mereka sendiri) tanpa kehilangan ukuran.
3. Digunakan untuk pengiriman sistemik serta obat topikal.
Mereka dapat bertindak sebagai pembawa obat yang memiliki berat molekul yang rendah serta tinggi mis analgesik, anestetik, kortikosteroid, hormon, antikanker, insulin, protein gapjunction, dan albumin
Bahan Pembentuk Transferosom
Transferosom terdiri dari phospholipid seperti phosphatidyl cholin yang merupakan lipid bilayer dalam lingkungan air dan membentuk gelembung tertutup. Komponen bilayer/lapisan yang lembut (diantaranya yaitu surfaktan biokompatibel atau sebuah obat yang bersifat ampifilik) ditambahkan untuk meningkatkan fleksibilitas dan permeabilitas dari lipid bilayer (Kulkarni,
Metode Pembuatan Transferosom
Metode penyusunan transferosom terdiri dari dua langkah. Pertama, pembuatan film tipis dengan hidrasi dan diubah ke ukuran yang diinginkan dengan metode sonikasi. Kedua, vesikel yang telah disonikasi dihomogenkan dengan cara diekstrusi melalui membran polikarbonat. Campuran bahan vesikel yang terbentuk yaitu fosfolipid dan surfaktan dilarutkan dalam pelarut organik, pelarut organik diuapkan di atas suhu kamar. Kemudian dimurnikan pada suhu 50°C dengan dengan menggunakan Rotary Evaporator. Sisa pelarut dihilangkan di bawah vakum. Film-film lipid yang tertinggal dihidrasi dengan pencampuran buffer (pH 6,5) dan dirotasi selama 60 menit, dengan temperatur 1 rpm pada suhu yang telah disesuaikan. Setelah itu vesikel didiamkan selama 2 jam pada suhu kamar (Fry et al., 1978: 809-815).
4.      ETHOSOM
Ethosome merupakan suatu sistem penghantaran obat baru yang digunakan untuk menghantarkan obat dengan sifat penetrasi ke membrane biologi kulit yang rendah. Ethosome merupakan vesicular lipid yang mengandung fosfolipid, alkohol(etanol dan isopropyl alkohol) dengan konsentrasi yang cukup tinggi, dan air. Ukuran ethosome bervariasi dari puluhan nanometer hingga ukuran micron. Tingginya konsentrasi etanol dalam komposisi ethosome membuat ethosom bersifat unik. Etanol pada ethosome menyebabkan disturbansi lipid bilayer padakulit, dan karena itu, saat digabungkan dengan membrane vesikel, alkohol dapat meningkatkan kemampuan vesikel untuk berpenetrasi ke stratum korneum. Selainitu juga, karena tingginya konsentrasi alkohol menyebabkan membrane lipid terbungkus lebih rapat dibandingkan dengan vesikel konvensional, tetapi memiliki stabilitas yang setara, membentuk struktur yang lebih lunak, dan meningkatkan kemampuan distribusi obat di lipid stratum korneum.Ethosome digunakan untuk penghantaran obat melalui rute trasdermal. Tidak seperti liposom klasik, ethosome dapat meningkatkan permeasi ke barrier stratum korneum. Ethosom dapat memerangkap molekul obat dengan sifat fisikokimia yangbervariasi, seperti hidrofilisitas, lipofilisitas, dan ampifilisitas.
Struktur Ethosome
Mekanisme
Lapisan lipid multilayer stratum korneum pada temperature fisiologi tubuh sangat tebal. Ethosome yang mengandung etanol pada komposisinya, yang berinteraksi dengan molekul lipid pada bagian polar, menyebabkan meningkatnya fluiditas dari lipid stratum korneum. Proses ini bertanggung jawab pada meningkatnya inter dan intraselular permeabilitas ethosom. Selain itu, etanolb erperan juga pada fleksibilitas dari membrane etosome yang memfasilitasi permeasi. Vesikel etosom yang lunak dapat masuk ke sela-sela stratum korneum dan melepaskan obat pada lapisan terdalam kulit. Absorpsi transdermal dari obat dapat menyebabkan fusi antara vesikel ethosome dan lipid kulit sehingga dapatmenyebabkan pelepasan obat di beberapa titik pada jalur penetrasi ethosome.Secara umum mekanisme penetrasi ethosome terjadi dalam dua fase, yaitufase etanol dan fase ethosom.a.
                                                   
Fase etanol : etanol berperan sebagai penetrant enhancer pada kulit. Mekanisme penetrasi dari etanol telah diketahui dengan jelas. Etanolberpenetrasi kelipid interselular dan meningkatkan fluiditas membrane sellipid, dan menurunkan densitas lipid multilayer di membrane sel.b.
Fase ethosome : meningkatnya fluiditas membrane sel lipid yang disebabkanoleh etanol menyebabkan meningkatnya permeabilitas kulit. Dengan begitu, ethosome dapat berpenetrasi dengan mudah ke dalam lapisan kulit dimana etosom dapat berfusi dengan lipid kulit dan obat dapat lepas ke lapisan kulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar