MAKALAH
FITOKIMIA
(KROMATOGRAFI)
OLEH :
AINUN SAFITRI HARLI
70100112045
JURUSAN
FARMASI
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang dewasa ini
telah banyak digunakan, dibandingkan dengan metode yang lainnya seperti
detilasi, kristalisasi, pengendapan, ekstraksi, dan lain-lain mempunyai
keuntungan dalam pelaksanaan yang lebih sederhana, penggunaan waktu yang sangat
singkat terutama mempunyai kepekaan yang tinggi serta mempunyai kemampuan
memisahkan yang tinggi, Metode ini digunakan, jika dengan metode lain tidak
dapat di lakukan misalnya karena jumlah cuplikan sangat sedikit atau
campurannya kompleks.
Meskipun dasar kromatografi adalah suatu proses pemisahan namun
banyak diantara cara ini dapat digunakan untuk analisi kuatitatif. Jenis-jenis
kromatografi yang bermanfaat dalam analisi kualitatif dan analisis kuantitatif
adalah kromatografi kertas, kromatigrafi lapis tipis (KLT), kromatografi kolom,
kromatografi gas, dan kromatografi cair kinerja tinggi. Kromatografi kertas dan
KLT pada umunya lebih bermanfaat untuk tujuan indentifikasi, karena lebih mudah
dan sederhana.
Kromatografi kolom memberikan pemilihan fase diam yang lebih
luas dan berguna untuk pemisahan campuran secara kuantitatif. Dalam indutri
metode inibanyak dipakaiuntuk menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkandalam
hasil, misalnya pada pemurnian minyak tanah atau minyak goring dan pemurnian
hidroksidayang dihasilkan dari proses elektrolisis.
Teknik pemisahan kromatografi dilakukan untuk mendapatkan
pemisahan campuran diantara dua fase.Fase tersebut adalah fase diam dan fase
gerak.Fase diam dapat berupa zat cair dan zat padat, sedangkan fase gerak dapat
berupa zat cair atau gas.
Latar belakang dari makalah ini adalah menghadirkan materi dasar
yang akan memperkenalkan dengan berbagai aspek dari proses kromatografi,
menjelaskan dalam istilah yang sederhana bagaimana prinsip kerja kromato grafi,
dan menunjukan beberapa penerapan yang telah membuat kromatografi tidak dapat
diabaikan dalam berbagai bidang kehidupan.
B. Rumusan masalah
1.
Apa pengertian dari
kromatografi?
2.
Bagaimana pembagian
kromatografi?
3.
Bagaimana cara membedakan
fase gerak dan fase diam?
C. Tujuan
1.
Mengetahui dan memahami
pengertian kromatografi.
2.
Mengetahui dan memahami
pembagian kromatografi.
3.
Mengetahui dan memahami
cara membedakan fase gerak dan fase diam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kromatografi
Kromatografi pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli botani
RusiaMichael Tsweet pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam
tanaman dengan cara perkolasi esktrak petroleum eter dalam kolom gelas
yangberisi kalsium karbonat (CaCo3). Saat ini kromatografi merupakan teknik
pemisahan yang paling umum dan paling sering digunakan dalam bidang kimia
analisis dan dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis, baik analisis
kualitatif, kuantitatif, atau preparative dalam bidang farmasi, lingkungan,
industri, dan sebagainya. Kromatografi suatu teknik pemisahan yang menggunakan
fase diam (stationary phase) dan fase gerak (mobile phase)(Rohman, 2007).
Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang
didasarkan pada adanya perbedaan partisi zat pada fasa diam (stationary phase)
dan fasa gerak (mobile phase).Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yaitu
χρῶμα yang berarti warna dan γράφειν yang berarti menulis.
Kromatografi dapat bersifat preparatif maupun analitik.Tujuan
kromatografi preparatif biasanya adalah untuk memisahkan senyawa dalam campuran
(biasanya digunakan untuk pemurnian).Kromatografi analitik digunakan untuk
mengetahui perbandingan senyawa dalam campuran.
Dalam kromatografi, dikenal beberapa istilah, antara lain:
1.
Analit adalah zat yang dipisahkan.
2.
Kromatogram adalah output visual yang diperoleh dari hasil
pemisahan. Adanya puncak karakterisitik yang berbeda menunjukkan adanya senyawa
yang berbeda.
3.
Eluen adalah pelarut yang digunakan untuk memisahkan analit.
4.
Fasa gerak adalah fasa zat yang bergerak pada arah tertentu.
5.
Fasa diam adalah fasa yang tetap pada tempatnya.
6.
Waktu retensi adalah waktu yang diperlukan analit untuk melewati
sistem.
7.
Volume retensi adalah volume fasa gerak yang dibutuhkan untuk
mengelusi komponen analit.
B. Pembagian/penggolongan kromatografi
Penggolongan kromatografi ada 3 yaitu :
1.
Berdasarkan
prinsip/mekanisme pemisahan
2.
Berdasarkan fase yang
digunakan
3. Berdasarkan alat yang digunakan
1.
Kromatografi Berdasarkan
prinsip/mekanisme pemisahannya pemisahannya, kromatografi dapat dibedakan
menjadi: (a) kromatografi adsorpsi; (b) kromatografi partisi; (c) kromatografi
penukar ion; (d) kromatografi eksklusi ukuran; (e) kromatografi afinitas.
a.
Kromatografi Adsorpsi
Adsorpsi merupakan penyerapan pada
permukaannya saja dan jangan sekali-kali dikacaukan dengan proses absorpsi yang
berarti penyerapan keseluruhan. Adsorpsi pada permukaan melibatkan
interaksi-interaksi elektrostatik seperti ikatan hidrogen, penarikan
dipol-dipol, dan penarikan yang diinduksi oleh dipole.Silika gel merupakan
jenis absorben (fase diam) yang penggunaannya paling luas.Permukaan silika gel
terdiri atas gugus Si-O-Si dan gugus silanol (Si-OH). Kromatografi Adsorpsi
seperti:
1)
Kromatografi Kertas
Pada kromatografi kertas sebagai penjerap digunakan sehelai
kertas dengan susunan serabut dan tebal yang sesuai.Sebagai alternatif dapat
juga digunakan sistem dua fase.Kertas diimpregnasi dengan salah satu fase yang
kemudianmenjadi fase diam (umumnya fase yang lebih polar dalam hal kertas yang
dimodifikasi).Kromatogram dilakukan dengan merambatkan fase gerak, melalui
kertas. Dapat dilakukan kromatografi menaik, pelarut merambat naik pada kertas
ditarik oleh gaya kapiler ataupun kromatografi menurun, pelarutnya mengalir
oleh gaya gravitasi.
2)
Kromatografi Lapis Tipis
Pada
KLT, zat penjerap merupakan lapis tipis serbuk halus yang dilapiskan pada
lempeng kaca. Plastik atau logam secara merata, umumnya digunakan lempeng kaca.
Pemisahan yang tercapai dapat didasarkan pada adsorpsi, partisi atau kombinasi
dari kedua efek, tergantung jenis penyangga, cara pembuatan, dan jenis pelarut
yang digunakan. Perkiraan identifikasi diperoleh dengan pengamatan bercak
dengan harga Rf yang identik dan ukuran yang hamper sama. Dengan menotolkan zat
uji dan baku pembanding pada lempeng yang sama. Bercak dapat dikerok dari
lempeng, kemudian diekstraksi dengan pelarut yang sesuai dan diukur secara
spektrofotometri.
Kromatografi kertas termasuk
kromatografi partisi.Fasa diamnya air dan fasa penyokongnya adalah
selulosa.Fasa geraknya biasanya merupakan campuran dari salah satu
pelarut-pelarut organik atau air.Setelah elusi selesai, noda ditandai dengan
penanda.Bila noda tidak berwarna maka harus dideteksi secara fisika dan kimia.
a. Secara fisika dengan menggunakan uap iodium, lampu UV
b. Secara kimia dengan menggunakan pereaksi cerium sulfat,
dragendrof, liberman
burchard.
Kecepatan elusi pada kromatografi kertas dipengaruhi oleh:
a. Ketebalan kertas
b. Kekentalan eluen
c. Pelarut, jangan menggunakan pelarut yang terlalu cepat
menguap.
Pada kromatografi
kertas, eluen bergerak berdasarkan gaya kapiler dari bawah keatas (ascending)
sama dengan KLT. Tetapi bisa juga dengan gaya gravitasi bila elusinya dari atas
ke bawah (descending). Eluen yang digunakan pada kromatografi kertas umumnya
adalah campuran berbagai pelarut terutama air.
Kertas kromatografi yang sering digunakan adalah kertas whatmann
yang beredar bermacam-macam seperti ukuran 20 x 20 cm, 5 x 100 cm dan 50 x 50
cm.
Kromatografi kertasserat fasa penyokongnya lebih pendek,
bercaknya lebih kecil dari pada KLT (kromatografi lapis tipis), waktunya lebih
lama dari pada adsorben lain, tapi lebih singkat dari pada KLTtidak bisa
menggunakan pereaksi H2SO4 karena selulosa akan terdekomposisi.
b.
Kromatografi Partisi
Partisi merupakan analog dengan ekstraksi pelarut.Fase diam
diikatkan pada padatan lapis tipis yang lembam (inert). Karena fase diam cair
diikatkan pada padatan pendukung maka masih diperdebatkan apakah proses
adsorpsinya merupakan partisi murni atau partisi yang dimodifikasi karena
absorpsi juga mungkin terjadi (Rohman,2007).
Cara ini didasarkan pada partisi linarut antara dua pelarut yang
tak bercampur, salah satunya diam (fase diam) dan yang lainnya bergerak (fase
gerak). Pada tahap awal KC, fase diam dibuat dengan cara yang sama seperti
membuat penyangga kromatografi gas (Johnson, Stevenson,1991).
c.
Pertukaran Ion
Cara ini didasarkan pada pertukaran (penjerapan) ion antara fase
gerak dan titik ion pada kemasan.Banyak dammar diperoleh dari kopolimer stirena
divinilbenzena yang telah ditambahi gugus fungsi.Dammar jenis asam sulfonat dan
jenis amin kuartener merupakan pilihan terbaik untuk sebagian besar
pemakaian.Baik fase terikat maupun dammar telah digunakan. Cara tersebut banyak
dipakai dalam ilmu hayat, contohnya pemisahan asam amino, dan dapat pula
dipakai untuk pemisahan kation dan anion (Jonhson, Stevenson,1991)
d.
Kromatografi Eksklusi
Eksklusi berbeda dari mekanisme sorpsi yang lain, yakni dalam
eksklusi tidak ada interaksi spesifik antara solute dengan fase diam. Teknik
ini unik karena dalam pemisahan didasarkan pada ukuran molekul dari zat padat
pengepak (fase diam). Pengepak adalah suatu gel dengan permukaan
berlubang-lubang sangat kecil (porous) yang inert.Sebagai fase gerak digunakan
cairan. Kromatografi jenis ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan bentuk
struktur dan ukuran molekul (Rohman,2007).
e.
Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi
Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT atau biasa juga
disebut dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dikembangkan pada
akhir tahun 1960an dan awal tahun 1970an. Saat ini, KCKT merupakan teknik
pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa
tertentu dalam suatu sampel tertentu seperti asam-asam amino, asam-asam
nukleat, dan protein-protein dalam cairanfisiologis;menentukan
kadarsenyawa-senyawa aktif obat, produk hasil samping proses sintesis,
2.
Kromatografi berdasarkan
fase yang digunakan dapat dibedakan menjadi (a)
kromatografi Padat cair; (b) kromatografi Padat
cair; (c) kromatografi Cair cair
(k.partisi); (d) kromatografi Gas cair
a.
kromatografi
Padat cair
bila fase geraknya
berupa air sedangkan fase diamnya berupa padatan yang amorf yang dapat
menyerap.
b.
Kromatografi gas-padat, bila fase geraknya berupa
gas dan fase diamnya berupa padatan yang dapat menyerap/mengadsorp.
c.
Kromatografi cair-cair, bila fase gerak dan
diamnya berupa cairan, dimana fase diamnya dilapisi pada permukaan padatan
pendukung yang inert
d.
Kromatografi gas-cair, bila fase geraknya
berupa gas dan fase diamnya berupa cairan yang dilapiskanpada padatan pendukung
yang inert.
3.
Kromatografi Berdasarkan
alat yang digunakan dapat dibedakan menjadi
(a)
Kromatografi planar; (b)
HPLC; (c) Kromatografi kertas; (d) Kromatografi cair kinerja tinggi; (e)
kromatogarfi vakum; (f) kromatografi kolom.
a.
Kromatografi kolom, apabila komponen yang akan dipisahkan
bergerak bersama fase gerak melalui sebuah kolom kemudian setiap komponen
terpisahkan berupa zona-zona pita. Pada kromatografi analitik setiap komponen
yang keluar dari kolom akan dicatat oleh rekorder dan disajikan dalam bentuk
puncak (peak) yang menunjukkan konsentrasi eluen sebagai fungsi waktu. Untuk
suatu senyawa yang mengandung komponen tunggal akan ditandai dengan waktu elusi
yang tampak pada konsentrasi eluen maksimum. Tinggi atau luasan puncak
sebanding dengan konsentrasi komponen sampel. Pada kromatografi preparatif,
akan diperoleh sejumlah fraksi isolate dari komponen sampel dalam fase gerak.
b. Kromatografi planar (kromatografi lapis
tipis dan kromatogafi kertas), apabila komponen yang akan dipisahkan
bergerak bersama fase gerak dalam sebuah bidang datar. Senyawa yang bergerak
berupa bentuk noda (spot) yang dapat dikenali dengan bantuan metode fisika,
kimia, maupun biologis. Posisi noda menunjukkan identitas suatu komponen /
senyawa, sedangkan besar atau intensitasnya menunjukkan konsentrasinya. Pada
kromatografi planar beberapa komponen dapat dipisahkan secara bersamaan maupun
dipisahkan dengan dua langkah yang pertama, Cara ini dikenal dengan metode
kromatografi dua dimensi.
c. Kromatografi cair
kinerja tinggi atau KCKT atau biasa juga
disebut dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dikembangkan pada
akhir tahun 1960an dan awal tahun 1970an. Saat ini, KCKT merupakan teknik
pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa
tertentu dalam suatu sampel tertentu seperti asam-asam amino, asam-asam
nukleat, dan protein-protein dalam cairanfisiologis;menentukan kadar senyawa-senyawa
aktif obat, produk hasil samping proses sintesis.
d. Kromatografi cair vakum (KCV)
Kromatografi Cair Vakum (KCV) merupakan salah satu metode
fraksinasi yaitu dengan memisahkan crude extract menjadi
fraksi-fraksinya yang lebih sederhana. Pemisahan tersebut memanfaatkan kolom
yang berisi fasa diam dan aliran fasa geraknya dibantu dengan pompa vakum.Fasa
diam yang digunakan dapat berupa silika gel atau alumunium oksida (Ghisalberti,
2008).
Fasa diam yang digunakan dikemas dalam kolom yang digunakan
dalam KCV. Proses penyiapan fasa diam dalam kolom terbagi menjadi dua macam,
yaitu:
a.
Cara Basah
Preparasi fasa diam
dengan cara basah dilakukan dengan melarutkan fasa diam dalam fase gerak yang
akan digunakan. Campuran kemudian dimasukkan ke dalam kolom dan dibuat
merata.Fase gerak dibiarkan mengalir hingga terbentuk lapisan fase diam yang
tetap dan rata, kemudian aliran dihentikan (Sarker et al., 2006).
b.
Cara kering
Preparasi fasa diam dengan cara kering dilakukan dengan cara
memasukkan fase diam yang digunakan ke dalam kolom kromatografi. Fase diam
tersebut selanjutnya dibasahi dengan pelarut yang akan digunakan (Sarker et
al., 2006).
Preparasi sampel saat akan dielusi dengan KCV juga memiliki
berbagai metode seperti preparasi fasa diam. Metode tersebut yaitu cara basah
dan cara kering (Canell, 1998). Preparasi sampel cara basah dilakukan dengan
melarutkan sampel dalam pelarut yang akan digunakan sebagai fasa gerak dalam
KCV. Larutan dimasukkan dalam kolom kromatografi yang telah terisi fasa diam.
Bagian atas dari sampel ditutupi kembali dengan fasa diam yang sama. Sedangkan
cara kering dilakukan dengan mencampurkan sampel dengan sebagian kecil fase
diam yang akan digunakan hingga terbentuk serbuk. Campuran tersebut diletakkan
dalam kolom yang telah terisi dengan fasa diam dan ditutup kembali dengan fase
diam yang sama (Canell, 1998; Sarker et al.,
2006).
e.
HPLC (High
Performance Liquid Chromatography)
Teknik pemisahan HPLC
memiliki banyak keunggulan dibanding dengan kromatografi lainnya, diantaranya
adalah: cepat dalam proses analisa, resolusi yang lebih tinggi, sensitivitas
detektor yang lebih tinggi, kolom yang dipakai dapat digunakan kembali, ideal
dan cocok untuk zat bermolekul besar dan berionik dan mudah untuk rekoveri
sampel. HPLC boleh dibilang sebagai teknik tercanggih dalam metode
kromatografi. HPLC juga menggunakan sistem instrumen seperti pada kromatogarfi
gas. Di dalam teknik ini juga digunakan tekanan dan kecepatan yang cukup tinggi
sehingga mampu dihasilkan resolusi yang lebih baik.
Jenis kromatografi yang bermanfaat dalam
analisa kualitatif dan kuantitatif
yang digunakan dalam penetapan kadar dan
pengujian Farmakope Indonesia adalah kromatografi Kolom, Kromatografi Gas,
Kromatografi Kertas, Kromatografi Lapis Tipis dan KCKT.
C. Cara membedakan fase gerak dan fase diam
1.
Fase diam (Stationary
phase) merupakan salah satu komponen yang
penting dalam proses pemisahan dengan kromatografi karena dengan adanya
interaksi dengan fase diamlah terjadi perbedaan waktu retensi (tR) dan
terpisahnya komponen suatu senyawa analit termasuk asam amino. Fase diam dapat
berupa bahan padat atau porous (berpori)
dalam bentuk molekul kecil atau cairan yang umumnya dilapiskan pada padatan
pendukung.
2.
Fase gerak (Mobile
phase) merupakan pembawa analit (asam amino), dapat bersifat
inert maupun berinteraksi dengan analit tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan
cair dan dapat juga berupa gas inert yang umumnya dapat dipakai sebagai carrier
gas senyawa mudah menguap (volatil).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang dewasa ini
telah banyak digunakan, dibandingkan dengan metode yang lainnya seperti
detilasi, kristalisasi, pengendapan, ekstraksi, dan lain-lain mempunyai
keuntungan dalam pelaksanaan yang lebih sederhana, penggunaan waktu yang sangat
singkat terutama mempunyai kepekaan yang tinggi serta mempunyai kemampuan
memisahkan yang tinggi, Metode ini digunakan, jika dengan metode lain tidak
dapat di lakukan misalnya karena jumlah cuplikan sangat sedikit atau
campurannya kompleks.
Penggolongan Kromatografi
¨ Berdasarkan prinsip/mekanisme pemisahan
¨ Berdasarkan fase yang digunakan
¨ Berdasarkan alat yang digunakan
Cara membedakan fase
gerak dan fase diam
¨ Fase diam (Stationary phase) merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses pemisahan dengan
kromatografi karena dengan adanya interaksi dengan fase diamlah terjadi
perbedaan waktu retensi (tR) dan terpisahnya komponen suatu senyawa analit
termasuk asam amino. Fase diam dapat berupa bahan padat atau porous (berpori) dalam bentuk molekul kecil
atau cairan yang umumnya dilapiskan pada padatan pendukung.
¨ Fase gerak (Mobile phase) merupakan pembawa analit (asam amino), dapat bersifat inert maupun
berinteraksi dengan analit tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan cair dan
dapat juga berupa gas inert yang umumnya dapat dipakai sebagai carrier
gas senyawa mudah menguap (volatil).
Mana dapusnya ya?
BalasHapusmana dapusnya ya?
BalasHapusmohon dapusnya gan
BalasHapusMna tujuan nya
BalasHapuskok tidak ada DAPUSnya???/
BalasHapus