FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI III
(KONTRASEPSI HORMONAL)
OLEH :
AINUN SAFITRI HARLI
70100112045
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
KATA PENGANTAR
بِسْــــــــــــــمِ
اللهِ الرَّØْÙ…َÙ†ِ الرَّØِÙŠْـــــم
Alhamdulillah,
Kami panjatkan Puja dan Puji Syukur kita atas Kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami,
sehingga dapat menyelesaikan pembuatan
makalah Farmakologi dan Toksikologi III ini
dengan pembahasan mengenai“ Kontrasepsi Hormonal”
Penulisan
makalah ini dimaksudkan dan merupakan salah satu tugas dan sangat penting bagi
tiap mahasiswa khususnya untuk Farmasi Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar itu sendiri.
Dalam Penulisan
makalah ini, kami selaku penulis
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya
penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Makassar, 29 September 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah
penduduk yang besar. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup besar, sehingga
perlu dilakukan program pembatasan angka kelahiran. Program pembatasan angka
kelahiran di Indonesia dikenal dengan program keluarga berencana yang disingkat
dengan KB. Pembatasan kelahiran tersebut bertujuan tidak hanya untuk membatasi
angka kelahiran tetapi juga mengurangi angka mortalitas ibu dan anak, terutama ibu dengan usia tua,
yang ketika hamil, angka morbiditas dan mortalitas cukup tinggi dan juga
kemungkinan anak yang dilahirkan menderita gangguan kromosomal seperti sindrom
Down dan sebagainya cukup tinggi.
Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara kontrasepsi
yaitu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen. Namun sampai saat ini belum ada suatu
cara kontrasepsi yang 100% ideal, karena idealnya suatu kontrasepsi dilihat
dari daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak memerlukan motivasi
terus-menerus, dan efek samping minimal.
Sejak diberlakukannya program KB di Indonesia dan sejak
berkembangnya kontrasepsi di Indonesia, penggunaan kontrasepsi masih dalam
taraf belum cukup memuaskan, sampai saat
ini masih banyak masyarakat Indonesia yang enggan untuk menggunakan kontrasepsi
dengan alasan takut akan efek samping yang merugikan bahkan lebih
memprihatinkan adalah bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu
apa itu kontrasepsi, terutama masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah
terpencil dan yang tidak berpendidikan. Padahal sampai saat ini kontrasepsi di
Indonesia telah mengalami evolusi yang cukup signifikan dalam hal daya guna,
aman, murah, estetik, mudah didapat dan efek samping minimal.
Dengan mengenal seluk beluk alat kontrasepsi, mulai dari
apa itu kontrasepsi hingga efek samping yang ditimbulkan diharapkan kedepannya
kontrasepsi dapat dengan mudah diterima dan dijangkau oleh masyarakat Indonesia
terutama masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil. Untuk itu
perlunya digalakkan edukasi yang optimal mengenai kontrasepsi. Oleh karena itu,
adalah sebuah langkah yang baik jika pemahaman tentang kontrasepsi lebih ditingkatkan lagi khususnya
bagi tenaga kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi berasal dari kata “Kontra” yang artinya
mencegah atau melawan. Dan “Sepsi” yang berarti pertemuan antara sel telur yang
sudah matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilansebagai akibat dari pertemuan antara sl telur yang
matang dan sel sperma.
Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi yang menggunakan
hormone dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan progesteron. Estrogen
menekan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan mencegah perkembangan folikel
dominant. Estrogen juga menstabilkan bagian dasar endometrium dan memperkuat
kerja progestin. Progestin menekan peningkatan Luteinizing Hormone (LH)
sehingga mencegah ovulasi. Progestin juga menyebabkan penebalan mukus leher
rahim sehingga mempersulit perjalanan sperma dan atrofi endometrium sehingga
menghambat implantasi (Elin Yulinah, dkk. 2008 : 43).
Pada prinsipnya,
mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah pengeluaran sel telur dari
indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus
sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk
tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur
jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur. Ada
beberapa pula mekanisme kontrasepsi preparat hormonal ini dengan penggunaan
estrogen dan progestin terus menerus terjadi penghambatan sekresi GnRH dan
gonadoptropin sedemikian rupa hingga tidak terjadi perkembangan folikel dan
tidak terjadi ovulasi, progestin akan menyebabkan bertambah kentalnya mucus
serviks sehingga penetrasi sperma terhambat, terjadi gangguan keseimbangan
hormonal dan hambatan progesterone menyebabkan hambatan nidasi dan gangguan
pergerakan tuba (Amir Syarif, dkk. 2007 : 467)
B. Macam-macam
Kontrasepsi Hormonal
1.
Pil kombinasi
Dalam satu pil
terdapat baik estrogen maupun progesteron sintetik. Pil diminum setiap hari
selama tiga minggu diikuti dengan satu minggu tanpa pil atau plasebo.
Estrogennya adalah etinil estradiol atau mestranol dalam dosis 0,05; 0,08 ; 0,1
mg pertablet. Progestinnya bervariasi.
a)
Jenis
pil kombinasi
1)
Monofasik
Pil
yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: microgynon
i.
Komposisi :
21 tablet masing-masing mengandung 0,15 mg Levonorgestrel dan 0,03 mg
Etinilestradiol serta 7 tablet plasebo.
ii.
Dosis dan Cara Pemakaian :
Satu tablet diminum tiap hari selama 28 hari berturut-turut. Kemasan
berikutnya dimulai setelah tablet pada kemasan sebelumnya habis.
Tidak menggunakan kontrasepsi hormon sebelumnya (pada bulan yang lalu).
Pemakaian tablet harus dimulai pada hari ke-1 dari siklus alami wanita (yaitu
hari pertama menstruasi) dimulai dari bidang biru dari kemasan dan pilih tablet
sesuai dengan harinya (seperti "Sen" untuk Senin). Mulai pada hari ke
2-5 diperbotehkan, akan tetapi selama siklus pertama dianjur¬kan untuk
menggunakan metoda pencegahan tambahan selama 7 hari pertama minum tablet.
iii.
Pemakaian selanjutnya :
Jika kemasan pertama Microgynon telah habis, mulailah kemasan yang baru
tanpa terputus pada hari berikutnya, sekali lagi pilih tablet pada bidang biru
sesuai dengan hari pada saat itu.
2)
Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen/progestin dalam dua dosis yang berbeda, dengan
7 tablet tanpa hormon aktif. Contoh: Climen 28
i.
Komposisi :
Terdiri dari 16 tablet putih berisi estradiol
valerate 2 mg dan 12 tablet pink berisi estradiol valerate 2 mg dan cyproterone
acetate 1 mg.
ii.
Cara pemakaian :
Minumkan tablet putih satu kali sehari selama
16 hari dilanjutkan dengan tablet pink satu kali sehari hingga habis.
3)
Trifasik
Pil
yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin dalam 3 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif. Contoh: TRINORDIOL*-28
i.
Komposisi :
Tiap kemasan Trinordiol*-28 berisi 28 tablet. Tablet-tablet ini disusun
dalam kemasan menurut urutan sebagai berikut: 6 tablet kuning tua dari 0,03 mg
etinilestradiol dan 0,05 mg levonorgestrel, 5 tablet putih dari 0,04 mg
etinilestradiol dan 0,075 mg levonorgestrel, 10 tablet kuning dari 0,03 mg
etinilestradiol dan 0,125 mg levonorgestrel, 7 tablet innert merah dari 31,835
mg laktosa.
ii.
Dosis dan Cara Pemakaian :
Satu tablet sehari untuk 28 hari berturut-turut
dalam urutan yang tepat seperti
diuraikan di atas. Tablet-tablet diminum terus menerus tanpa dihentikan. Segera setelah satu kemasan habis,
mulailah dengan kemasan yang baru dan
diminum seperti diuraikan di atas. Dianjurkan tablet Trinordiol*-28 diminum
setiap hari pada waktu yang sama, sebaiknya setelah makan atau pada waktu mau
tidur. Bila pemakai merasa mual, sebaiknya tablet diminum dengan susu.
Siklus pertama:
Selama pemakaian siklus pertama, pasien dianjurkan
meminum satu tablet setiap hari selama 28 hari berturut-turut, dimulai dari
hari pertama dari siklus haid (hari kesatu datangnya haid adalah hari pertama).
Perdarahan akan terjadi sebelum tablet Trinordiol*-28 terakhir diminum.
Siklus-siklus berikutnya :
Pemakai hendaknya segera mulai kemasan berikutnya
walaupun perdarahan masih berlangsung. Tiap 28 hari penggunaan Trinordiol*-28
dimulai pada hari yang samaseperti pada pemakaian pertama kalinya pada bagian
foil berwarna merah dan mengikuti jadwal yang sama. Meskipun terjadinya
kehamilan sangat kecil bila tablet digunakan sesuai petunjuk bila perdarahan
tidak terjadi setelah tablet terakhir diminum, kemungkinan hamil harus
dipertimbangkan. Bila pasien tidak menuruti cara penggunaan yang tertera (lupa
satu atau lebih tablet atau mulai minum tablet yang terlupa pada hari terlambat
daripada seharusnya) kemungkinan hamil harus dipertimbangkan pada saat tidak
terjadi haid dan dilakukan cara-cara diagnostik yang tepat sebelum pengobatan
dilanjutkan. Bila pasien telah mengikuti petunjuk pengobatan dan telah minum
tablet dua siklus berturut-turut tidak terjadi haid, tidak terjadinya kehamilan
harus benar-benar dipastikan oleh dokter atau petugas kesehatan yang ditunjuk
sebelum penggunaan tablet kontrasepsinya dilanjutkan.
b) Cara kerja
Secara umum pil kombinasi berkerja dengan cara menekan
ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit
dilalui sperma, dan pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan
terganggu.
c) Manfaat
1)
Memiliki
efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila
digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama
penggunaan).
2)
Risiko
terhadap kesehatan sangat kecil.
3)
Tidak
mengganggu hubungan seksual.
4)
Siklus
haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak
terjadi nyeri haid.
5)
Dapat
digunakan jangka panjang, selama perempuan masih ingin menggunakannya.
6)
Dapat
digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
7)
Mudah
dihentikan setiap saat.
8)
Kesuburan
segera kembali setelah pengunaan pil dihentikan.
9)
Membantu
mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium,
penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenore, akne.
d) Keterbatasan
1)
Mahal
dan membosankan karena harus menggunakannya tiap hari.
2)
Mual
terutama pada 3 bulan pertama.
3)
Perdarahan
bercak atau perdarahan sela terutama 3 bulan pertama.
4)
Pusing
dan nyeri payudara.
5)
Berat
badan naik sedikit tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru
memilki dampak positif.
6)
Tidak
boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI).
7)
Pada
sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan perubahan suasana hati
sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang.
8)
Dapat
meningkatkan tekanan darah dan terensi cairan, sehingga risiko stroke dan
gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia >35 tahun dan
merokok perlu hati-hati.
e) Yang dapat menggunakan Pil kombinasi
Pada
prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti:
1)
Usia
reproduksi.
2)
Telah
memiliki anak ataupu yang belum.
3)
Gemuk
atau kurus.
4)
Setelah
melahirkan dan tidak menyusui.
5)
Pasca
keguguran.
6)
Anemia
karena haid berlebihan.
7)
Nyeri
haid hebat.
8)
Siklus
haid tidak teratur.
9)
Riwayat
kehamilan ektopik.
10) Kelainan payudara jinak.
11) DM tanpa komplikasi pada ginjal,
pembuluh darah, mata dan saraf.
12) Penyakit tiroid, radang panggual,
endometriosis atau tumor ovarium jinak.
13) Menderita TB kecuali yang sedang
menggunakan rifampisin.
14) Varises vena.
f) Yang tidak boleh menggunakan Pil
kombinasi:
1)
Hamil
atau dicurigai hamil.
2)
Menyusui
eksklusif.
3)
Perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
4)
Penyakit
hati akut.
5)
Perokok
dengan usia >35 tahun.
6)
Riwayat
penyakit jantung, stroke, hipertensi > 180/110 mmHg.
7)
Riwayat
gangguan faktor pembekuan darah atau DM > 20tahun.
8)
Kanker
payudara atau yang dicurigai kanker payudara.
9)
Migrain
dan gejala neurologis fokal (epilepsi/ riwayat epilepsi).
10) Tidak dapat menggunakan pil secara
teratur setiap hari.
g) Waktu mulai menggunakan pil kombinasi
1)
Setiap
saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil.
2)
Hari
pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3)
Boleh
menggunakan pada hari ke-8 haid, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi
yang lain (kondom) mulai hari 8 sampai hari 14 atau tidak melakukan hubungan
seksual sampai telah menghabiskan paket pil tersebut.
4)
Setelah
melahirkan: 6 bulan pemberian ASI eksklusif; setelah 3 bulan dan tidak
menyusui; pascakeguguran segera atau dalam waktu 7 hari).
2.
Suntikan kombinasi
a) Jenis suntikan kombinasi
Jenis
suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg
Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi sebulan sekali, dan 50 mg Noretindron
Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi. Sangat efektif
0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan.
b)
Cara
kerja
Secara
umum menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks, atrofi endometrium, dan
menghambat transportasi ovum lewat tuba.
3.
Kontrasepsi pil progestin (minipil)
a)
Jenis
minipil
1)
Kemasan
dengan isi 35 pil: 300 ug levonorgestrel atau 350ug noretindron.
2)
Kemasan
dengan isi 28 pil: 75ug dosegestrel.
b)
Cara kerja minipil
1)
Menekan
sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat).
2)
Endometrium
mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
3)
Mengentalkan
lendir serviks.
4)
Mengubah
motilitas tuba sehingga transportasi ovum terganggu.
c)
Efektivitas
Sangat
efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu-dua tablet
karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat mukolitik
asetilsistein bersamaan dengan minipil perlu dihindari karena dapat
meningkatkan penetrasi sperma. Dalam menggunakan minipil sebaiknya jangan
sampai ada tablet yang lupa, tablet digunakan pada jam yang sama, senggama
sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan minipil.
d) Keuntungan
1)
Cocok
untuk perempuan menyusui.
2)
Sangat
efektif jika digunakan secara benar.
3)
Tidak
mempengaruhi produksi ASI.
4)
Nyaman dan mudah digunakan.
5)
Kesuburan
cepat kembali.
6)
Sedikit
efek samping.
7)
Tidak
mengandung estrogen
8)
Dapat
dipakai sebagai senggama.
9)
Mengurangi
nyeri haid dan jumlah darah haid.
10) Mencegah kanker endometrium.
11) Sedikit sekali mengganggu metabolisme
karbohidrat sehingga relatif aman diberikan pada perempuan DM yang belum
mengalami komplikasi.
e)
Keterbatasan
1)
Hampir
30-60% mengalami gangguan haid.
2)
Peningkatan/penurunan
berat badan.
3)
Harus
digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
4)
Bila
lupa satu pil saja maka kegagalan menjadi lebih besar.
5)
Payudara
menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat.
6)
Efektivitasnya
menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat OAT (rifampisin) dan
obat epilepsi (fenitoin, barbiturat).
f)
Kontraindikasi
1)
Hamil
atau diduga hamil
2)
Perdarahan
pervaginam yang belum tahu penyebabnya.
3)
Kanker
payudara.
4)
Mioma
uteri.
5)
Riwayat
stroke.
4.
Kontrasepsi implan
a)
Jenis
1)
Norplant.
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter
3,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2)
Implanon.
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 4 mm, dan
diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-keto-dosegestrel dan lamam kerjanya 3
tahun.
3)
Jadena
dan Indoplan. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
dengan lamam kerja 3 tahun.
b)
Cara
kerja
Secara
umum bekerja dengan menekan ovulasi, Mengentalkan lendir serviks, Atrofi endometrium, dan menghambat
transportasi ovum lewat tuba. Efektivitas sangat efektif 0,2-1 kehamilan per
100 perempuan.
C.
Perbandingan antara obat kontrasepsi oral dan
contohnya
a.
Dosegestrel/Etinil
estradiol
a)
Indikasi
Dosegestrel/etinil
estradiol digunakan untuk mencegah kehamilan.
b)
Interaksi
Golongan
azole antifungal (itraconazole), barbiturat, carbamazepine, felbarmate, griseofulvin,
ritonavir, hidantoin, nevirapine, penisilin, rifampisin, topiramate, dan
troglitazone menurunkan efektivitas dosegestrel/etinil estradiol. Efek samping
dari obat beta bloker atenolol, selegiline, teofilin, dan troleandomisin
ditingkatkan oleh dosegestrel/etinil estradiol. Efektivitas lamotrigin diturunkan oleh
dosegestrel/etinil estradiol.
c)
Sediaan beredar
Gracial
(Organon), Marvelon (Organon), Mercilon (Organon)
d) Perhatian
1)
Resiko
kehamilan jika terlupa minum pil, terutama awal siklus. Harus dilakukan.
2)
Pemeriksaan
darah tinggi, perabaan hati, gula darah, kadar lemak.
e)
Efek samping
Mual,
mastalgia, perdarahan antar haid, sakit kepala ringan, jerawat.
f)
Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan lengkap dan diubah
menjadi etonogestrel. Konsentrasi plasma puncak mencapai 2 ng/ml setelah 1,5 jam setelah minum.
Bioavailabilitas 62-81%.
g)
Distribusi
Etonogestrel terikat pada albumin serum dan sex hormone binding
globulin (SHBG). Hanya 2-4% dari total konsentrasi serum berada dalam bentuk
steroid bebas, 40-70% berikatan dengan SHBG. Etinil estradiol sendiri
menginduksi peningkatan ikatan desogestrel dengan SHBG dan menurunkan ikatan
desogestrel dengan albumin. Volume distribusi desogestrel adalah 1,5l/kg.
h)
Metabolisme
Etonogestrel dimetabolisme seperti halnya metabolismesteroid lainnya.
Laju klirens metabolik adalah 2 ml/menit/kg. Eliminasi Desogestrel dan
metabolitnya diekskresikan melalui urindan empedu dalam perbandingan 6:4.
b.
Mestranol/noretindrone
1) Nama generik:
Mestranol/Norethindrone (MES-tra-nole/nor-eth-IN-drone)
Nama dagang: Norinyl 1 + 50 dan Ortho-Novum 1/50
Nama dagang: Norinyl 1 + 50 dan Ortho-Novum 1/50
2) Indikasi
a)
Mencegah
kehamilan.
b)
Mengatur
siklus menstruasi
3) Kontraindikasi
a)
Alergi
b)
Sedang
hamil atau tersangka hamil.
c)
Perdarahan
pervaginam yang belum diketahui sebabnya.
d)
Kanker
payudara, serviks ataupu uterus.
e)
Stroke, trombosis vena.
f)
Tumor hati.
4) Interaksi
Obat
a) Acitretin,
aprepitant, azole antifungal seperti ketoconazole, barbiturates seperti
fenobarbital), bosentan, karbamazepine, felbamate, griseofulvin, hydantoins
seperti fenitoin, modafinil, nevirapine, penicillins seperti amoxicillin,
protease inhibitor seperti indinavir, rifamycins seperti rifampin, St. John's
wort, tetrasiklin seperti doksisiklin, topiramate, atau troglitazone menurunkan
efektivitas mestranol/norethindron.
b) Beta
bloker seperti metoprolol, cyclosporine, theophyllines, atau troleandomycin
dengan mestranol/ norethindron efek sampingnya ditingkatkan.
c) Kortikosteroid
seperti prednisone, efek sampingnya seperti wajah bulan, peningkatan berat
badan, retensi cairan, peningkatan tekanan darah, peningkatan gula darah,
ditingkatkan oleh mestranol/ norethindron.
d) Antikoagulan
oral (warfarin) efek sampingnya yaitu perdarahan ditingkatkan oleh
mestranol/noretindron.
e) Efektivitas
dari Lamotrigine diturunkan oleh mestranol/norethindron
.
c.
Depomedroksiprogesteron asetat
1)
Nama
generik: Medroksiprogesteron asetat.
Nama dagang:
Depo-Provera
Merupakan kontrasepsi injeksi yang diberikan tiap 3
bulan sekali. Kontrasepsi ini kurang ideal pada
pasien yang menghendaki cepat hamil
setelah menghentikan kontrasepsi ini. Dari studi didapatkan bahwa hanya 68%
saja wanita yang hamil dalam 12 bulan setelah penghentian konrasepsi ini.
Lamanya jangka waktu penggunaan kontrasepsi ini tidak mempengaruhi lamanya
penundaan kehamilan setelah menghentikan.
2)
Indikasi
Kontrasepsi oral.
3)
Kontraindikasi
a)
Perdarahan
di vagina atau kelainan patologis yang tidak
diketahui penyebabnya,
b)
dan
kehamilan.
4)
Efek Samping
a)
Reaksi
anafilaktik, tromboembolik, tromboflebitis, emboli paru, payudara lembek.
b)
Galaktore,
erosi, dan perubahan sekresi pada leher rahim, hipereksia yang tidak diketahui
penyebabnya, wajah bulan, perubahan berat badan, perubahan warna kulit ditempat
suntikan.
5)
Sediaan
Beredar
a)
Cyclofem
(Tunggal Idaman Abdi), Cyclogeston (Triyasa), Depogeston (triyasa),
b)
Deponeo
(triyasa), Depo-Progestin (Harsen).
d.
Linestrenol
1)
Indikasi
Kontrasepsi
Oral
2)
Kontraindikasi
Kehamilan,
penyakit hati parah, ikterus, sindrom rotor, dan Dubbin Johnson, dan wanita
muda dengan siklus belum teratur.
3)
Efek Samping
Mual,
muntah, sakit kepala, nyeri payudara. Jika timbul perdarahan ringan pada
bulan-bulan awal dapat dilanjutkan tapi jika parah hentikan.
4)
Perhatian
Lakukan
pemeriksaan fisik teratur 3 atau 6 bulan sekali. Hentikan jika timbul gejala
tromboembolik, hati-hati pada penyakit miokard, ginjal, epilepsi, atau migran.
5)
Interaksi
obat
Jangan
diberikan bersamaan rimfapisin, barbiturat, obat antiepilepsi tertentu.
6)
Sediaan
beredar
Exluton
(Organon), Lyndiol (Organon), Ovostat (Organon).
e.
Levonorgestrel
1)
Indikasi
Kontrasepsi
hormonal jangka panjang 3 tahun untuk wanita
2)
Kontraindikasi
Perdarahan
vagina dengan penyebab yang tidak jelas, kanker yang berkaitan dengan hormonal,
perdarahan uterus dengan sebab tidak jelas, gangguan tromboemboli
atautrombofleblitis.
3)
Efek
Samping
Menstruasi,
spotting, menorrahgi, metroragi, amenorea, sakit kepala, gugup, mual, pusing,
perubahan selera makan, perubahan libido, hirsutisme, gatal-gatal, rasa nyeri
pada tempat pemasangan, anemia dan tekanan darah tinggi.
f.
Etonogestrel
1)
Indikasi
Kontrasepsi
jangka panjnag yang reversibel
2)
Kontraindikasi
Kehamilan,
perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis, hipersensitivitas.
3)
Perhatiaan
Keuntungan
penggunaan progesteron harus ditimbang dengan kemungkinan resiko untuk setiap
kasus individual dan dibahas dengan wanita calon akseptor sebelum menggunakan
implamt.
4)
Sediaan beredar
Implanon
(Organon)
g.
Gestoden
1) Indikasi
Kontrasepsi
oral
2) Kontraindikasi
Tromboemboli
vena dan arteri, diabetes dengan perubahan vaskular, prankreatitis atau hipertrigleresemia, penyakit hati, gagal
ginjal akut.
3) Sediaan beredar
Gynera
(Schering)
h.
Drospirenon
Memiliki
efek antimineral kortikoid dengan megabit sistem RAAS dan sebagai anti
antiandrogenik yang bermanfaat untuk wanita yang mengalami retensi cairan
karena hormon dan wanita yang menderita akne dan seborea. Bioviabilitas sekitar 76 % dan tidak diikat oleh sex
hormon maupun oleh kortikosteroid. Akan tetapi diikat oleh protein serum. Pada
sebagian orang dapat menyebabkan hiperkalemia jika dikombinasi oleh
sprinalaktone.
1)
Indikasi
Kontrasepsi
oral
2)
Kontraindikasi
Tromboemboli
vena dan arteri, pankreatitis atau hipertrigliseridemia, penyakit hati, gagal
ginjal akut, tumor hati (jinak atau ganas), keganasan alat genital atau
payudara, pendarahan pervagina yang tidak terdiagnostik, kehamilan, dan
hipersensitif.
3)
Sediaan Obat
Yasmin
(Schering)
i.
Cyproterone Acetat
1)
Nama
generik : (3'H-Cyclopropa(1,2)pregna-1,4,6-triene
3,20-dione, 6-chloro-1-beta,2-beta-dihydro-17-hydroxy-).
Nama
dagang : Diane 35 (Schering)
Cyproterone
acetate merupakan derivat dari 17-hydroxyprogesterone Memiliki efek antiandrogenik
dengan efek lemah terhadap progestational dan glucocorticoid.
Cyproterone acetate dimetabolisme oleh
enzim CYP3A4 menjadi bentuk aktif
15β-hydroxycyproterone acetate. Sebagian akan dihidrolisis menjadi cyproterone and acetic acid. Akan tetapi seperti halnya hormon steroid esterase lainnya,
cyproterone acetate sulit untuk dihidrolisis. Sehingga banyak dalam bentuk
cyproterone acetate. Hal inilah yang menyebabkan cyproterone acetate memiliki efek
antiandrogenik yang kuat.
Cyproterone
acetate mengahambat steroidogenic enzyme 21-hydroxylase dan
3beta-hydroxysteroid dehydrogenase. Dimana kedua enzim terse but iguana untuk
membentuk cortisol. Hambatan terhadap
21-hydroxylase juga mongering produksi
dari aldosterone. Efek terhadap progestational dan
glucocorticoid mongering hormon gonadotropins,
yang menyebabkan turunya kadar testosterone sehingga baik sebagai pengobatan
antiandrogen. Selain itu cyproterone acetate dikombinasikan dengan 5-alpha-reductase inhibitor finasteride
dapat mengatasi keluahan hirsutisme. Beberapa
studi invitro juga menunjukkan bahwa
cyproterone atau cyproterone acetate dapat mengobati benign prostat
hyperplasia.
2)
Indikasi
Diindikasikan
untuk ca prostat, benign prostat hyperplasia, hirsustisme, terapi hormon maupun kontrasepsi oral.
3)
Kontraindikasi
Wanita
hamil, Tromboemboli vena dan arteri, pankreatitis akut, penyakit hati, gagal
ginjal akut, tumor hati (jinak atau ganas), keganasan alat genital atau
payudara, perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnostik, dan hipersensitif.
4)
Efek
Samping
Merusak
Hati, Hiperkalemi, Trombosis vena dalam, perubahan mood, dapat menyebabkan
osteoporosis.
5)
Dosis
Untuk
kontrasepsi 2mg cyproterone acetate dikombinasi
dengan 35 atau 50 mcg ethinylestradiol.
Diminum selama 21 hari dan diintervalkan selama
7 hari.
j.
Marvelon
Marvelon merupakan
obat kontrasepsi hormonal yang merupakan kombinasi dari 2 zat aktif yaitu
etinilestradiol dan desogestrel. Etinilestradiol merupahan hormon sintetik dari
estrogen wanita dan desogestrel merupakan generasi ketiga hormon sintetik dari
progesteron. Sediaan dalam bentuk tablet
1)
Komposisi
Merupakan kontrasepsi oral monofasik. Dua puluh satu tablet besar warna
putih mengandung 0,15 mg desogestrel dan
0,03 mg etinilestradiol. Tujuh tablet putih yang tidak mengandung zat aktif.
Yang mengandung silicon dioksida, laktosaa, magnesium stearat, tepung kentang,
povidone, asam stearat, alfa tokoferol.
2)
Indikasi
Kontrasepsi oral.
3)
Kontraindikasi
a)
Trombosis atau riwayat trombosis
vena dalam, emboli paru, infark miokard dan angina pektoris.
b)
Terdapat faktor yang meningkatkan
kejadian trombosis seperti hipertensi.
c)
Gangguan fungsi hati yang lama
dan ireversibel.
d)
Tumor hati.
e)
Perdarahan pervaginam yang belum
jelas sebabnya.
f)
Diketahui atau dicurigai hamil.
g)
DM dengan komplikasi vaskular.
h)
Hipersensitif terhadap komponen.
1)
Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan lengkap. Konsentrasi
plasma puncak dicapai 80 pg/ml dalam 1-2 jam setelah pemberian.
Biaoavailabilitas setelah mengalami konjugasi presistemik dan metabolisme
pintas pertama adalah 60%.
2)
Distribusi
Etinil estradiol berikatan dengan albumin hampir 98,5% dan menginduksi
peningkatan kadar SHBG serum. Volume distribusi adalah 5L/kg.
3)
Metabolisme
Etinil estradiol mengalami konjugasi presistemik oleh mukosa usus dan
hati. Metabolitnya akan dikonjugasi dengan glukoronida dan sulfat. Laju klirens
metabolik adalah 5 ml/menit/kg. Eliminasi Metabolitnya diekskresikan lewat urin
dan empedu dengan rasio 4:6. Waktu paruh ekskresi metabolitnya adalah 1 hari.
4)
Cara pemberian
Tablet diminum setiap hari satu tablet sehari.
Jika pengguna lupa minum tablet dalam waktu kurang dari 12 jam,
efektivitasnya tidak berkurang. Tablet yang terlupa harus segera diminum dan
tablet yang akan diminum berikutnya, diminum sesuai dengan waktu biasanya. Jika
pengguna lupa minum sampai lebih dari 12 jam maka efektivitas proteksinya
berkurang. Hal ini berlaku juga untuk pil KB yang
emnggunakan pil 21 tablet.
D. Standar Operasional Prosedur Pelayanan
Keluarga Berencana
Konseling dan Persetujuan Tindakan Medis merupakan
prinsip utama dari pelayanan keluarga berencana.
a.
Konseling
Konseling
merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan
Kesehatan Reproduksi (KR). Dalam melalukan konseling berarti petugas membantu
klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai
dengan pilihannya.konseling yang baik akan membantu klien dalam menggunakan
kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB.
b.
Persetujuan Tindakan Medik
Jika
kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis, surat tindakan medis
diperlukan. Misalnya pada kontrasepsi mantap, amak persetujuan harus dari
pasangan suami istri. Setelah calon peserta dan pasangannya menandatangani
persetujuan tindakan medik, pel;ayanan kontrasepsi baru dilakukan. Pada halaman
belakang lembar persetujuan tindakan medik terdapat catatan tindakan dan
pernyataan oleh dokter/bidan/perawat yang melakukan tindakan. Catatan tersebut
memuat catatan tindakan yang dilakukan yaitu metode, keberhasilan tindakan,
waktu serta pernyataan dari petugas bahwa pelayanan yang diberikan sesuai
dengan standar.
E.
Potensial Bahaya pada Penggunaan
Kontrasepsi Hormonal
Tanda-Tanda
|
Kemungkinan
Penyebab
|
1.
Nyeri lambung hebat
2.
Nyeri dada hebat,
sesak napas atau nafas pendek, dan batuk berdarah
3.
Sakit kepala hebat
4.
Pandangan kabur,
flashing setelah kena sinar, dan kebutaan
5.
Nyeri kaki hebat
(betis dan paha)
|
1.
Sakit pada kandung
kemih,adenoma hepatic, pembekuan darah, dan pangkreatitis
2.
Pembekuan darah pada
paru-paru dan infark jantung (gagal jantung)
3.
Stroke, migren, dan
hipertensi
4.
Stroke hipertensi
dan masalah atau problem pembuluh darah temporer
5.
Terjadi pembekuan
pada hepar
|
(farmakologi dan terminology medis,priyanto dkk,2009:191)
A. Evaluasi
Penggunaan Kontrasepsi
1.
Pengguna harus dievaluasi setelah menggunakan 3-6 bulan
untuk mengetahui ESO yang tidak diinginkan jika ingin menggunakannya secara
kontinyu
2.
Tekanan darah harus dipantau setiap tahun
3.
Kadar gula darah harus dipantau terutama pada pasien yang
mempunyai riwayat toleransi glukosa
4.
Harus dilakukan skreningm sitotoksik setiap tahun dan
dipantau problem yang mungkin berkaitan dengan penggunaan kontrasepsi
5.
Wanita pengguna norplan harus dipantau siklus menstruasi
pertambahan BB, inflamasi tempat inflan, acne, nyeri pada payudara, sakit
kepala, dan kerontokan rambut
6.
Wanita pengguna MPA harus dipantau siklus menstruasi, dan
pertambahan BB
(farmakologi dan terminology medis,priyanto dkk,2009:191)
B. Study
Kasus
1.
Seorang pasien ingin
mengetahui cara untuk mencegah kehamilan namun pasien tersebut memiliki
penyakit genetik atau gangguan kesehatan yang dapat mengakibatkan terjadinya
kehamilan yang tidak aman, maka metode yang sesuai untuk pilihan pasien
tersebut adalah dengan menjalani sterilisasi melalui cara tuba, yaitu mengikat/
memotong tuba fallopi atau pasien tersebut dapat juga menggunakan metode selain
sterilisasi yaitu dengan menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (spiral
KB/IUD). Cara ini memiliki efektifitas 95-98% tetapi membutuhkan tindakan pemasangan
yang benar/tepat dan dapat menyebabkan iritasi.
2.
Ada seorang ibu yang
memutuskan untuk hamil kembali,dan bertanya alat kontrasepsi apa yang sesuai
untuknya agar cepat kembali subur dan bisa hamil?
Solusinya dengan menggunakan pil Kb, karena Salah satu keuntungan dari pil KB adalah cepat mengembalikan kesuburan. Setelah berhenti mengkonsumsi pil KB, hanya membutuhkan waktu 2 minggu sebelum kembali berevolusi. Haid akan mulai sekurang-kurangnya 4-6 minggu stelah konsumsi pil KB yang terakhir.
Solusinya dengan menggunakan pil Kb, karena Salah satu keuntungan dari pil KB adalah cepat mengembalikan kesuburan. Setelah berhenti mengkonsumsi pil KB, hanya membutuhkan waktu 2 minggu sebelum kembali berevolusi. Haid akan mulai sekurang-kurangnya 4-6 minggu stelah konsumsi pil KB yang terakhir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi merupakan pencegahan kehamilan setelah
hubungan seksual dengan menghambat sperma mencapai ovum matang (metode yang
mencegah ovulasi) atau dengan mencegah ovum yang telah dibuahi tertanam pada
endometrium ( mekanisme yang menyebabkan lingkungan uterus tidak cocok untuk
ovum yang telah dibuahi).
Dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi hubungannya dengan pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan
pasien, diperlukan suatu konseling yang berarti petugas medis membantu pasien
untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan dirinya dan juga dengan
konseling yang baik akan membantu pasien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih
lama dan meningkatkan keberhasilan program KB.
Kontrasepsi hormonal berdasarkan keadaan pasien yang
memiliki usia pra menopause, dan masalah obesitas tipe II, dislipidemia, serta
riwayat amenore adalah pil kombinasi, suntik kombinasi, minipil progestin dan
implant levonorgestrel. Namun dari keempat opsi kontrasepsi hormonal yang dapat
digunakan adalah kontrasepsi hormonal pil kombinasi yaitu kombinasi antara
hormon estrogen dan progesteron sintetik yang lebih cocok dan sesuai dengan
kondisi pasien.
Pemilihan alat kontrasepsi, jumlah dan dosis perlu
dipertimbangkan dengan baik sesuai dengan kondisi pasien secara holistik,
dengan sebelumnya dilakukan konseling secara optimal karena hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap kualitas hasil yang dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Amir Syarif,
dkk. 2007. Farmakologi Dan Terapi Edisi V.
Departemen Farmakologi Dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
: Jakarta.
Departemen Kesehatan RI.2006. Paduan Pelayanan Keluaraga Berencana.
Departemen Kesehatan : Jakarta.
Depomedroksiprogesteron
asetat. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/ depomedroksiprogesteron asetat tanggal 18 Mei 2009.
Etonogestrel.
Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/etonogestrel tanggal 18 Mei 2009
Etinil estradiol. Diunduh dari www. home.intekom.com/pharm/donmed/
etinilestradiol.html tanggal 19 Mei 2009.
Mestranol/noretindrone. Diunduh dari www.drugs.com/cdi/mestranol-norethindrone.
html tanggal 18 mei 2009.
Sukandar Elin Yulinah, dkk. 2008. ISO
FARMAKOTERAPI. ISFI Penerbitan : Jakarta.
.